Blog...

Situs ini catatan waktu dan tempat, jejak-jejak pikiran dan perasaan, sekaligus cermin cekung pribadi.

Kembali...

Itu seperti halnya ketika seorang Raja mengutusmu ke sebuah negeri untuk sebuah misi, lalu engkau mengerjakan seratus pekerjaan lainnya, dan tak melakukan tugas yang engkau telah diutus untuk itu. (Rumi)

Ospek budaya jahili

Kenapa mahasiswa di kota saya tercinta masih sangat senang dengan budaya jahiliyah Ospek? detik.com memberitakan korban terbaru dari kampus paling elit di Makassar. Kalau orang jawa mungkin bilang, masih untung, cuma ke rumah sakit.

Apa yang dicari para calon sarjana yang pintar2 itu? Belajar menjadi diktator seminggu? Bukankan "penindasan" yang selama ini mereka anggap musuh?

Mungkin sekedar pelampiasan Tugas Akhir yang nggak kelar2, tapi jangan ke anak orang dong :-)

Berkomunikasi suara melalui jaringan Internet

Tadi pagi microphone hasil berburu di e-bay tiba. Rencananya mau coba aplikasi2 semacam Skype, atau VoipBuster. Tapi rupanya YM juga punya YM voice.

Belum coba Skype. VoipBuster, setelah diinstal, memang bisa dipake call ke rumah, gratis (landline loh), ajiiib. Sayangnya layanan ini hanya untuk beberapa negara, minus Indonesia. Kalo saja bisa ke Makassar, telpon De dan Divya gak perlu keluar duit lagi.

Masih cari-cari teman di ujung lain, yang kira-kira pasang VoipBuster atau YMVoice, penasaran, kayak mana sih kualitas Voice over Internet ini. Waktu kuliah, yang beginian kayaknya masih semata teori. Sekarang sudah bisa diinstall di PC. Begitu cepat. Layanan suara-jarak-jauh (telephone), nasibnya bakal hanya menjadi layanan tambahan pada ketersambungan dunia secara multimedia.

Mudah2-an hitung2-an ekonomi sama layaknya dengan kelayakan teknologinya. Sangat sering, yang menjadi penghambat teknologi dirasakan orang banyak adalah ongkos pake, hitungan untung rugi pemilik modal.

Konvergensi sentral telepon dengan ISP?

Test posting from MSWord 2000

Test posting from Microsoft Word 2000

Mandar

Mandar, bisa merujuk pada salah satu etnis di Sulawesi, atau juga daerah yang ditempatinya. Sekarang menjadi provinsi termuda di Indonesia, Sulawesi Barat.

Tadinya, salah satu "misi" blog ini, adalah merekam peristiwa2 di lita' pembolongang, maka MandarMetro namanya. Sangat sedikit sumber online yang meliput propinsi baru ini. Situs Sulbar.com nampaknya sudah wafat, tinggal jejak tersisa di google. Fajar, punya link khusus untuk berita2 Sulbar dan Mandar. Tapi tidak terlalu sering ada update di sana.

Ada link pemda Majene, salah satu kabupaten di Sulbar. Kelihatannya terakhir update dua tahun yang lalu, buku tamunya dijahili orang iseng. Mudah2-an situs yang sederhana itu tidak menghabiskan banyak duit sewaktu pembuatannya. Setelah jadi, ditinggal pergi. Mungkin mayoritas situs pemda2 di Indonesia bernasib begini. Pemahaman e-government yang sempit dan salah kaprah.

Shawn

Katanya itu namanya. Atau begitu lah kira-kira karena tak kuminta eja. Belum bisa selalu kupercaya milyaran neuron dan triliunan sinapis di kepala ini (*) merangkai suara dalam bahasa inggris menjadi tulisan, bisa saja Shaun atau Shoon. Ia mengucapkannya sambil menjabat tangan, dengan aksen native speaker. Di penggal percakapan kemudian terungkap, sejak 4 tahun ia dibawa keluarganya pindah ke negara ini, tentu saja englishnya fasih meski bukan bule.

Ia yang lebih dulu membuka sapa, meminta dengan sopan recehan koin untuk menelepon seseorang katanya. Mungkin cuma alasan mengemis, tapi tak apa, memang di kantong masih ada koin tersisa. Kami sama-sama duduk di bangku besi halte yang tak beratap, di depan stasiun kereta suburb paling ramai di selatan kota. Shawn menunggu bus yang akan membawa ke tempat rekan. Sementara aku menunggu janji jemputan seorang akh .

Bincang membawa pada kisah anak imigran Srilanka, 25 tahun, jobless. Anak laki-laki tertua di rumah, dan ayah yang sudah tiada. Mengaku sudah memakai drugs sejak kelas sembilan (15 tahunan?). Rokok dan air keras juga sudah lama menjadi teman. "Life is hard, Man...", ia mencoba mencari alasan. Saya iyakan, life can be hard, indeed. Setiap anak Adam memiliki nadir dalam garis gelombang hidup yang tertera di lehernya. "Tapi di negara dimana saya datang, orang-orang mencari penghidupan lebih susah," saya bilang. "Begitukah?, nice girls there?". Saya hanya tersenyum.

Mengapa?, saya mencoba mencari konteks pada rokok, drugs dan air keras darinya. "...live the life to the fullest, Brother....., but I'm trying to quit." Sambil berbicara, bola matanya lebih sering bergerak daripada fokus pada suatu arah, begitu juga badan yang seakan tak bisa diam, seperti orang yang gelisah dan acuh tak acuh. Bagi orang di sekelilingnya, penampilannya lebih memunculkan iba. Sombong di dada sempat mencibir dalam diam, begini yang kau maksud life to the fullest?

Wah, jadi main hakim sendiri, kenapa tidak belajar saja pada cerita-ceritanya? Mestinya rasa syukur langsung muncul pada saat itu, mestinya juga ada rasa was-was akan masa datang yang masih tanda tanya. Kalau badan Shawn tidak bisa diam, perasaan dan pikiran saya pun mungkin tidak jauh beda pada saat itu, tidak tenang. Tidak optimal menangkap kesan.

Sayang sekali, jumpa singkat itu terputus datangnya jemputan. "Kayaknya yang di sana itu temanmu, ...". Benar mereka, dalam sedan merah seberang jalur bus.
"Thanks Shawn, gotta go, nice to meet you
." Pamitan sambil jabat tangan sekali lagi, kali ini genggamannya terasa lebih erat, tapi dengan gaya yang sama, seperti gelisah dan acuh tak acuh, "nice to meet you too, Brother."

Saya berlalu.

It was really nice to meet you.

(*) It has been estimated that there are approximately 10 billion neurons in the average human brain, and each of these neurons is connected to every other neuron through some 60 trillion synapses (Kate A. Smith: Neural Networks and Data Mining, p 4). Kebetulan semester ini wajib baca buku ini :-).

Daeng Bloggers

Setelah melingkar-lingkar, telusur kesana kemari, akhirnya menjumpai juga komunitas bloggers kota daeng. Memang tong!!! makassar bisa tonji..... Blognya tidak kalah dengan blogs di kota-kota lain nusantara, isi maupun layout. Segera beberapa blog bakal jadi tempat singgah unggulan saat blogwalking.

Posting tentang tape ubi ala makassar di roseofmay terasa akrab, ada query otomatis pada database 80-an akhir di kepala ini. Seorang penggemar poteng, dari balik pagar sekolah berasrama di Kilo 10 dulu, pernah pesan sampai tiga mangkuk, entah apa pikir sang daeng poteng, mungkin heran bercampur senang. Libur baru-baru ini, baru sempat merasakan lagi segarnya es poteng. Setelah 25 tahun, poteng itu lebih enak rasanya. Entah karena memang perut minta diisi yang manis-manis, atau lidah ini gembira ketemu teman lama, atau karena kali ini ditemani "Dua biji mata", De' dan Divya. (Jangan kelewat ge-er ya De' :-). Seperti kata roseofmay,
"Find the moment, poteng menyempurnakannya.....".
***

pasar cidu memuat posting lain yang seakan menertawai perasaan yang jatuh-bangun di hadapan ujian mewujud rentang jarak dengan De. Mudah-mudahan yang empunya tak keberatan ditulis kembali di sini:
kau sebut apa rasa yang menjelma beribu bilah cemas?
aku menyebutnya sebagai rindu.
tapi toh kurasa itu tak cukup.
(by pasarcidu: pasarcidu.blogspot.com)
***

Posting makassar bisa tonji di labuanhati (Kaifa haluk akh...), menyindir inferior complex yang sering meraja di dada ini, cerminan iman yang setipis ari. Padahal maunya bisa pede beramal "bisa tonja".

***

Dan tentu blog yang satu ini. Terlalu bagus untuk tidak dibaca.

Ulama

MUI mengeluarkan 11 fatwa baru . Ini link berita dari detik.com beberapa waktu yang lalu. Setelah search di google, baru tahu kalau MUI ada situsnya juga.

Tapi bukan itu yang menggelitik saya menulis posting ini, melainkan reaksi balik terhadap fatwa tersebut. Kebanyakan Media (IMHO) lagi-lagi kurang berimbang dalam gaya pelaporannya. Atau mungkin sekedar keliru mengungkapkan ketidaksetujuan kekerasan di kampus Mubarok dengan reportase yang menyindir "kuasa" MUI. Padahal keduanya berbeda.

Hmmmm............... Malah tambah banyak tanya.
Jadi MUI yang salah karena otoriter? Dimana batas tafsir Al-Qur'an? Mengapa ulama tidak dihormati sebagaimana layaknya pewaris nabi? Kebenaran betulkah adalah masalah pribadi? Kalau tidak setuju kenapa yang terakhir ini tidak mengeluarkan fatwa lain?

Lalu bagaimana lagi kalau Ulama tidak boleh mengingatkan umat? lalu apa yang mesti dilakukan awam seperti saya?

Selengkapnya fatwa tentang Ahmadiyah.