Blog...

Situs ini catatan waktu dan tempat, jejak-jejak pikiran dan perasaan, sekaligus cermin cekung pribadi.

Kembali...

Itu seperti halnya ketika seorang Raja mengutusmu ke sebuah negeri untuk sebuah misi, lalu engkau mengerjakan seratus pekerjaan lainnya, dan tak melakukan tugas yang engkau telah diutus untuk itu. (Rumi)

So You Wanna?

Mungkin sudah jamak, di penggal umur ini, semakin susah meredam pertambahan bobot badan. Ini bukan semata estetika, itu urutan kesekian. Tapi lebih terutama pada kebugaran.
Ada beda antara sehat dan bugar kan?. Seringkali, hanya sakit yang bisa menginterupsi perhatian kita untuk sejenak dibagi untuk tubuh ini. Padahal ketidakbugaran pun konon bisa menghambat kreatifitas pikir dan kepekaan rasa sebagaimana sakit dapat menghalangi aktifitas fisik.

Nah, dalam rangka berjuang meredam lingkar perut yang pelan tapi pasti terus merangkak naik, pertama, cari ilmunya dulu. Pencarian maya mentok di situs ini: Abdominal Targeting Exercises. Ternyata bukan cuma itu, situs ini mengumpulkan petunjuk-petunjuk praktis yang sangat berguna. Dilabel dengan SYW (macammacam topik), ada A-Z petunjuk bagi yang masih bingung memulai. Dari cara dekor apartemen, menghadapi wawancara kerja, menyusun proposal usaha, bahkan ada tulisan bagaimana berbohong secara persuasif (ini mah nggak perlu kali yak). Gaya bertutur yang dipake juga asik, tidak terlalu teknis jadi enak diikuti.

Namun satu hal yang agak "aneh", SYW convert to Buddhism. Latar belakangnya yang menarik. Bahwa selalu ada kerinduan manusia untuk kebenaran atau paling tidak ketenangan batin (Nggak sama yah... :). Hanya saja, seandainya pencarian mereka ikhlas dan mendapat hidayah mestinya bertemu pintu syahadah.

Saya bayangkan, seandainya kisah-kisah pelembut hati di lingkaran blog IMB ditulis dalam bahasa yang dipake mayoritas penduduk dunia (Inggris, Mandarin, Perancis dll), barangkali lebih banyak lagi muallaf yang berbondong-bondong masuk dalam cahaya Islam. Meski tetap disadari bahwa ini adalah hak prerogatif Allah.

Pertemuan Cinta

Ringan langkah kaki siang itu, tempat kali ini baru, bukan yang biasa dan lumayan jauh, tapi tak apa, rute sudah disiapkan. Apalagi sistem transportasi di sini sungguh Islami: tepat waktu, manusiawi dan menepati janji.
(Perkiraan 10-15 menit jalan kaki ke bus stop terdekat, 3 menit bus capai stasiun Huntingdale, naik kereta jurusan City, ganti di Richmond ambil line arah timur kota lalu turun di Glenferrie. Mestinya tidak usah sampai tersesat segala)
Sampai saat ini, tak kupahami benar, bagaimana suatu pertemuan rutin itu selalu membawa kesan mendalam.
(Di rantau ini, karena jarak dan kesibukan, terpaksa menjadi dua pekanan, diam-diam sangat saya sayangkan).
Dipermukaannya seringkali tak lebih dari sekedar majelis ilmu, silaturahmi, catching up, tanya-tanya sederhana yang biasa didapati di persahabatan mana saja.

Namun di kedalaman hati susah diungkap apa sebetulnya yang terjadi. Tiba-tiba tenang datang, seakan tak ada masalah yang tak ada jawaban. Seakan jiwa habis mandi air segar, kembali siap menyongsong dunia bak prajurit berbaris gagah ke medan laga. Optimisme untuk berjalan dijalur yang tepat kembali berada pada titik zenith. Kepekaan menangkap tanda-tanda kebenaran rasanya ada pada frekwensi yang tepat. Pandangan kembali terarah ke tujuan akhir, setelah selama ini sibuk dengan remeh temeh yang melenakan di sepanjang perjalanan.
(...Maafkan keterbatasan kosakata saya untuk menerjemahkan rasa. Bagaimana menguraikan manisnya gula dalam bahasa?...)
Mungkinkah ini salah satu rahasia perintah shalat berjamaah?. Pertemuan yang seharusnya bukan sekedar fisik, tapi pertemuan ruh dalam ikatan Cinta.

الأرواح جنود مُجنّدة، فما تعارف منها ائتلف، وما تناكر منها اختلف

Maulid

Dari satu jeda iklan yang jajakan mobil mewah, ingatan terbawa ke kota kecil di tengah pulau Sulawesi. Gunung (lebih tepat bukit) Salabose yang menjaga kota, konon menjadi pusat penyebaran Islam di masa-masa awal.
If you follow the same path of the road.....
You'll end up in the same place.....

Muludan is around the corner, ingat masa kanak-kanak. Ada batang pisang ditusuk bilah-bilah kayu, diujungnya telur rebus warna-warni dan ketupat mini. Jiwa-jiwa tanpa beban dosa itu selalu senang punya kayu hias dan telur, walau mungkin tak doyan makan telur. Ini semacam hadiah setahun sekali, tak kan didapati di hari-hari lain, dan anak selalu gembira dengan hadiah.
Tapi mestinya para orang tua mengiringi dengan kisah manusia agung, memancing kerinduan jiwa akan kebenaran, agar tertanam dalam benak untuk kelak ikuti jejak ke telaga pertemuan.

Bid'ah? Belum tentu, kalau itu dianggap sekedar pesta budaya.......

Puzzle Kehidupan

Kita dihadiahi puzzle masing-masing yang mesti ditaruh sepotong demi sepotong seumur hidup.
Anehnya, walau tidak ada rangkaian puzzle yang persis sama -dari Adam sampai manusia terakhir nanti-
Konon jawabannya hanya satu.

Pengembangan Diri

Yang tersisa dari klik demi klik di eramuslim pagi ini.

Hidup = ibadah # Jaga Hati # Mulai sekarang # Istimrar

Penjelasannya? :( , tunggu, saya belajar praktek dulu.
Kalau tidak sabar, kunjungi langsung eramuslim

Dirikanlah

Ba'da magrib penghujung pekan ini, kulalui Thaaha 132. Ijinkan kutunaikan kewajibanku memenuhi hakmu saudara-saudaraku, tak lupa kumohonkan maaf atas keterbatasan diri yang memang paling berhak untuk nasihat ini.

Bahwa shalat adalah tameng dari sejuta belati tajam kehidupan; lukai tenangnya hati kita.
Bahwa ia adalah oase di sahara ganas dunia fana; panggang letih jiwa yang pengembara.
Bahwa ia adalah kesempatan berjumpa Sang Pencipta; mi'raj
warisan sang musthafa.
Maka kuberitakan kembali atas nama cinta di antara orang-orang beriman; dirikanlah shalat dan bersabarlah dengannya.

*Setelah pesan untuk De'

Belajar Arabic

Dari dulu, ingin rasanya menjadi literate saat mengunjungi situs2 Arabic. Selama ini sumber berita internasional adalah semacam CNN, BBC, atau Yahoo. Walau pun saya berbaik sangka bahwa beritanya cukup fair, tapi tidak bisa tidak, sedikit banyak ada unsur subjektif dalam setiap tulisan, bahkan pada suatu berita yang mestinya objektif, tapi apa mungkin ada tulisan objektif?

Karenanya, akan sangat baik kalo bisa menjaring fakta dari sumber-sumber lain. Misalnya dalam usaha memahami masalah hubungan Barat-Islam, berita dan opini mestinya diterima secara stereo, dua arah. Dari dunia barat (yg mayoritas berbahasa inggris), dan dari dunia islam (mayoritas berbahasa Arab dan Indonesia/Melayu).

Inggris dan Indonesia/Melayu insya Allah nggak masalah. Tapi Arabic ini loh. Nyesal dulu di tsanawiyah nggak serius belajar bahasa. Jadi cuma tahu satu dua kata, ditambah sedikit kaidah, tapi tetap tidak memadai untuk mengeja barisan hijaiyah tanpa fathah, kasrah atau dammah. Boro boro untuk baca situs web, tentu bahasanya lebih variatif dari bahasa kitab atau maqalah.

Nah, mumpung punya broadband nih, pengen nyari situs yang menawarkan arabic (gratisan tentu saja), yang terstruktur. Tapi ternyata kebanyakan harus bayar, mana harus pake credit card, kebetulan nggak punya. Kenapa yah, negara-negara dengan harta melimpah di Timur Tengah sana tidak menawarkan program bahasa arab gratis? Kan bagus untuk promosi mereka, bagus juga untuk umat ini. Bagaimana pun, bahasa Arab mestinya menjadi lingua franca negara-negara islam. Mestinya kita familiar dengan bahasa yang digunakan Kitab Mulia yang kita akrabi sehari-hari.

Tapi ada beberapa yang nampaknya merintis usaha kesana, malah dari negara tetangga, mana nih ikhwah indonesia. Saya baru dapat beberapa link ini, belum banyak coba sih isinya :

Bahasa Arab Online ; laman perkhidmatan dari negri jiran.
Audio Visual Belajar Bahasa Arab; juga dari malayse
Arabic Class 2005; University of Texas???
Sakhr Dictionary; Kamus bahasa arab.
Online Dictionary; Kamus lagi. Yang dipasang disini.

Kalau anda punya koleksi bookmark lain yang bagus tentang ini, tolong disharing.....

Opressed karena tidak berjilbab????

Satu thread diskusi di suatu milis memberi masukan yang cukup berharga. Ternyata, ada saudari2 kita yang kebetulan belum tergugah untuk memakai jilbab, merasa terpinggirkan atau istilah di milis itu "opressed" oleh yang berjilbab, atau oleh pria pada umumnya. Konon, para opressor itu suka merasa lebih alim, morally or spiritually superior, lalu cenderung menghakimi mereka "penghuni neraka" karena dosa tak menjalankan kewajiban.

Hmm, selama ini saya tidak sadar kalau ternyata kejadiannya demikian. Setahu saya, justru akhwat yang berjilbab yang selama ini mendapat tekanan dari pihak-pihak yang tidak senang. Fakta tak bisa dibantah, jaman Orba dulu, kasus jilbab di Perancis, dan yang paling mutakhir di negara sendiri, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang melarang mahasiswinya berjilbab lebar.

Baiklah, to be fair, memang ada orang-orang di sekitar kita yang senang merasa lebih baik dari orang lain, dengan apa pun yang mereka lakukan, atau apa pun atribut yang dia miliki. Mungkin bermula dari rasa bangga yang lalu kelewat batas menjadi ujub dan jatuh ke dalam jurang takabur.

Fenomena ini, kalau kita jeli, tidak ekslusif pada para pemakai jilbab. Contoh: yang jago olahraga kadang memandang remeh model orang yang tidak punya olahraga sama sekali. Yang kebetulan dilahirkan kaya, cenderung looking down pada orang-orang di lingkungan kumuh. Kalangan terpelajar barangkali akan memberi perhatian yang beda pada seorang professor daripada seorang drop out sekolah dasar. Barangkali sudah kecenderungan manusia?.

Ini bukanlah sesuatu yang ideal. Bukankan hikmah yang terekam setua umur bangsa manusia adalah untuk tidak merasa lebih tinggi, lebih baik, lebih mulia dari orang lain? Terusirnya Iblis, dan pembunuhan pertama (Qabil terhadap Habil), adalah bermula dari ketidak-relaan mengakui kemungkinan ada orang lain yang lebih baik. Dan sejak saat itu, tetap saja umat manusia gagal untuk mengambil pelajaran.

Jadi masalah sebenarnya di sini, bukan jilbab atau tidak jilbab, tapi lebih pada bagaimana menyikapi individu di sekeliling kita yang suka judging, labeling, and stereotyping. Yang tepat, adalah "menyadarkan" orang-orang bahwa urusan surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah. Bahwa Ia tidak senang pada orang yang merasa lebih baik, dalam hal apa pun. Bukan lalu menggugat jilbab sebagai sesuatu yang wajib.

Apakah anda, jika kebetulan belum berjilbab merasa opressed? Apakah anda, jika sudah berjilbab, memang memandang remeh kelompok pertama? Atau jika anda laki-laki, apakah berjilbab tidaknya seseorang, mempengaruhi pandangan anda?

Mahfudzat

Dulu di tsanawiyah, ada pelajaran yang cukup favorit, Al-Mahfudzat. Kalimat kalimat pilihan yang dinukil dari khazanah skripsi (scripture) berbahasa arab. Saya cuma ingat bahwa saya lebih senang dars itu daripada Al-Qawaaid misalnya, yang isinya adalah tatabahasa yang kadang membosankan. Sayang sekali hanya sedikit yang tetap tersimpan di sel2 memori yang mulai termakan usia. Satu yang berkesan, dari salah satu imam tersohor, Asy Syafi'i:

وقال الشافعي:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي
فأرشدني إلى ترك المعاصي
وأخبرني بأن العلم نور
ونور الله لا يُهدى لعاصي


Ceritanya kira-kira: Imam Syafi'i mengadu pada gurunya Al Waki' tentang kesulitannya dalam menghafal pelajaran. Lalu guru beliau menganjurkannya untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Dan ia memberitahukan bahwa ilmu itu adalah cahaya. Dan bahwasanya cahaya Allah tidak akan turun/menunjuki para pendosa.

Hmmm... pantas, hafalan nggak nambah2, malah tanggal satu persatu.....

Ah, begitu banyak butiran hikmah, begitu sedikit yang bisa diamalkan.....

Amazing Blog atawa Blogger in Training

Masih dalam fase terkagum-kagum sama yang namanya blog. Tentu bukan pada blog yang terlalu sederhana ini, tapi pada blogger senior. Senior dalam artian yang sudah nge-blog sejak awal pertama blog ada - dan karenanya kaya akan teknik-teknik mempercantik halaman maya
- atau pun yang senior karena matang dalam teknik serta isi tulisan, cemburu saya lebih pada jenis yang kedua.

Personally, sungguh sangat beruntung, seakan-akan sebuah perpustakaan lengkap rapi tertata terpampang di depan mata. Rekaman peristiwa seperti apa adanya, juga bagaimana si anak manusia menafsirkannya, mengajarkan begitu banyak hikmah yang barangkali tak sempat
diterima mengandalkan jengkal umur yang tersisa. Apalagi kalau hanya berharap pada pelajaran dari bangku sekolah.

Ada semacam kesempatan untuk menjalani hidup secara simultan, berkepribadian bukan hanya ganda tapi berlipat ganda. Monitor menjelma menjadi gerbang ke belahan dunia dan
penggalan waktu yang lain. Klik demi klik mouse mengantar kesadaran melompat-lompat, merasai takdir sebagai seorang pelajar di manca, penjaga perdamaian di lain benua, fotografer, ibu, orang kantoran, penggiat dakwah di setiap penjuru dunia (tipe favorit, semoga Allah menguatkan ikatan diantara mereka) sekaligus dalam rentang waktu yang singkat.

Isi tulisan jadinya beragam. Dari sekedar jurnal kegiatan harian, seribusatu emosi yang tumpah dalam tulisan, sampai ke rekaman pemikiran yang dalam. Disajikan dalam gaya yang tak kalah lebar spektrumnya. Mulai yang datar sistimatis mirip laporan, yang mirip naskah drama kocak dengan dialog bersahut-sahutan, atau juga model prosa, puisi dan hybrid prosa-puisi sarat kata bersayap yang sangat menawan.

Mungkin ada tanya, bagaimana dengan potensi kemudharatan yang tak bisa dielakkan. Banyak orang barangkali telah menghabiskan waktu menyia-nyiakan potensi dengan tulisan yang tidak berguna (OK, barangkali... minimal mengasah bakat kepenulisannya). Ada juga rasa ujub dan takabur atas hasil karya ditambah respon puji dari kolega, perlahan tak terasa menjalari hati yang tidak waspada. Yang lain dan juga sensitif dikabarkan seseorang yang berhati-hati. Khawatir interaksi tulisan model blog sangat mungkin menjadi bentuk baru khalwat non-muhrim karena banyak hal yang pribadi terekam disana. cemas yang sangat wajar, karena kita tak bisa meraba dengan pasti apa yang terjadi di hati pembaca.

Namun, mari berbaik sangka. Mudah2-an ini termasuk silaturahnmi sekaligus majelis ilmu -yang asal masih dalam koridor yang layak- tentu masih menyisakan ruang berinteraksi tanpa dikotori dengan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Sebagaimana majelis ilmu di sekolah2, meunasah2 dan halaqah2, ghaddul bashar dan lisan yang terjaga menjadi pelampung dari tenggelamnya hati dalam asyiknya bertutur sapa. Atau lebih tepatnya, hati yang ingat menjadikan logika yang sehat dan menyelamatkan jari-jemari menyusun kalimat bermanfaat :).

Ada pun saat berperan sebagai blogwalkers, insya Allah lebih mudah. Sudah sunnatullah kecenderungan untuk lebih dekat kepada yang berlatar-belakang sama, dalam artian apa saja. Begitu lah yang saya dapati kala pertama meniti lingkar demi lingkar komunitas penulis
dunia maya. Perpustakaan tadi sudah rapi tertata, tentu dengan beberapa "buku" yang terletak diantara.

Tapi toh rumusnya tetap, kita dianjurkan untuk berkawan dengan penjual wangi bunga, bukan dengan pemercik pijar bara. Jadi tanpa bermaksud memilih-milih kenalan -karena kabar gembira dan peringatan berhak didapatkan oleh siapa saja, dan karenanya taaruf adalah hal yang sangat dianjurkan- semoga lingkaran paling dalam dan terkuat adalah dengan yang membawa ingat pada yang kuasa.

Maaf, jangan salah, bukan menganjurkan untuk terkurung dalam tempurung. Silahkan memperkaya wawasan serta jalur logika dan pemikiran. Mari jelajahi setiap sudut kecenderungan insan. Tapi selalu ingat untuk memulangkan pada rujukan. Kalau ditengah
pengembaraan menjadi guncang dan kehilangan arah, ada sahabat di lingkaran terdalam yang senantiasa melindungi sekaligus mengingatkan.

Sekali lagi maaf, tadinya bukan bermaksud khutbah :), hanya sekedar uneg2 tentang blog, latihan menggali informasi dari sel-sel memori yang selama ini terlewatkan, berharap bisa menyusun kata yang memiliki sedikit makna lebih dari yang biasa. Malah jadi kedengaran seperti ceramah yang overdosis rima :). Mudah2-an tidak bingung.

Harap maklum....blogger in training....